SELAMAT DATANG DI BLOG KAMI, SUGENG RAWUH, SUGENG LENGGAH SINAMBI NYIMAK

Jumat, 17 Juni 2016

SMP N 4 KEPIL MENUJU SEKOLAH RAMAH ANAK DAN MENYENANGKAN


SMP N 4 KEPIL MENUJU SEKOLAH RAMAH ANAK DAN MENYENANGKAN


Sekolah Ramah Anak
1.    Pengertian
  Ramah dapat dimaknai baik hati dan menarik budi pekertinya atau manis tutur kata dan sikapnya. Jika hal ini dikaitkan dengan lembaga pendidikan, maka Sekolah Ramah Anak dapat dimaknai sebagai sekolah yang menjunjung tinggi hak-hak anak sebagai pribadi yang harus didik dengan perasaan dan budi pekerti yang baik.
     Prinsip dari sekolah ramah anak adalah menjadikan kepentingan dan kebutuhan siswa sebagai pertimbangan utama dalam menetapkan setiap keputusan dan tindakan yang diambil oleh pengelola dan penyelenggara pendidikan.

 Dengan demikian, Sekolah Ramah Anak harus menghor­mati hak siswa ketika mengekspresikan pandangannya dalam segala hal khususnya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, sehingga siswa merasa nyaman dan menyenangkan dalam proses belajar di sekolah. Selain itu, sekolah ramah anak harus menjamin kesempatan setiap siswa untuk menikmati haknya dalam pendidikan tanpa diskriminasi berdasarkan disabilitas, gender, suku bangsa, agama, jenis kecerdasan, dan latar belakang orang tua.
  Sekolah Ramah Anak juga harus mempertimbangkan situasi sekolah yang aman, bersih dan sehat, peduli dan berbudaya lingkungan hidup, mampu menjamin; memenuhi; menghargai hak-hak dan perlindungan siswa dari kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan tidak wajar lainnya, serta menjamin keikutsertaan siswa dalam perencanaan, kebijakan, pembelajaran, pengawasan dan mekanisme pengaduan terkait pemenuhan hak dan perlindungan siswa dalam menempuh pendidikan.

2.    Standar Sekolah Ramah Anak
    a.    Setiap siswa dapat menikmati haknya dalam pendi­dikan tanpa diskriminasi   berdasar­kan disabilitas, gen­der, suku bangsa, jenis kecerdasan, agama dan latar belakang orang tua.
     b.     Setiap siswa memiliki kebebasan mengekspresikan pandangan­nya tentang ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya.
     c.     Memiliki kurikulum dan metode pembelajaran yang ramah bagi siswa (student centred teaching) dengan mengutamakan nilai-nilai kecintaan, kasih sayang, empatik, simpatik, keteladanan, tanggung jawab, dan rasa hormat pada siswa.
     d.    Memiliki guru dan tenaga kependidikan yang mampu memfasilitasi bakat, minat, dan jenis kecerdasan siswa.
     e.    Memiliki lingkungan dan infrastruktur sekolah yang aman, nyaman, bersahabat, sehat, dan bersih, hijau, dengan konstruksi bangunan yang memenuhi SNI.
     f.    Memiliki program kerja sekolah yang mempertim­bangkan aspek pertumbuhan kepribadian siswa.
     g.     Memiliki program kerja keselamatan siswa sejak dari rumah ke sekolah dan/atau keselamatan di sekolah.
     h.     Setiap warga sekolah memiliki kesadaran tinggi terhadap resiko bencana alam, bencana sosial, kekerasan (bullying) dan ancaman lainnya terhadap siswa.
      i.    Melibatkan partisipasi siswa pada semua aspek kehi­dupan sekolah dan kegiatan sekolah.
      j.    Tersedianya organisasi kesiswaan yang berorintasi pada perkembangan dan karakter siswa.
k.    Terciptanya kerja sama yang harmonis antara keluarga, sekolah, dan masyarakat.
     l.      Menjamin transparansi, akuntabilitas, partisipasi, keterbukaan informasi, dan penegakkan aturan sekolah.

D.  Sekolah Menyenangkan
    1.    Pengertian
            Senang berarti perasaan puas, lega, tidak kecewa ataupun susah. Dengan demikian, sekolah menye­nang­kan dapat diartikan sebagai sekolah yang mampu membuat semua warga sekolah senang, puas, lega akan situasi sekolah. Sekolah menyenangkan tidak hanya tertuju pada upaya bagaimana membuat peserta didik betah ke sekolah, namun juga menyenangkan bagi guru, tenaga kependidikan, bahkan orang tua peserta didik.
             Pada prinsipnya konsep sekolah menyenangkan merupakan perpaduan dari konsep sekolah sehat, amat, dan ramah anak. Mengapa demikian? Karena ketika prinsip-prinsip sekolah sehat, aman, dan ramah anak sudah terpenuhi, maka secara otomatis sekolah tersebut menjadi menyenangkan bagi peserta didik, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan warga sekitar sekolah.

             Dengan begitu, sekolah menyenangkan menjadi tempat terbaik bagi setiap warga sekolah untuk mengeks­presikan bakat, minat, dan prestasi yang dimilikinya, bukan menjadi tempat yang mengasingkan. Mereka pun menjadi bagian dari sekolah itu karena sekolah memberi ruang bagi perkembangan warga sekolah, terutama peserta didik.  sehingga mereka tidak terasing dari sekolah tersebut.

2.   Standar Sekolah Menyenangkan
     a.       Siswa menikmati belajar di sekolah
     b.      Guru menikmati mendidik di sekolah
     c.       Siswa tertantang dengan kegiatan kegiatan di sekolah
     d.      Siswa mengembangkan kompetensi, tidak hanya mendapat nilai tinggi semata
     e.       Siswa mempelajari ketrampilan dan tidak hanya fakta-fakta ketrampilan
   f.    Nilai-nilai moral menjadi fokus dan diteladankan oleh setiap anggota komunitas sekolah
    g.      Cukup atmosfer inklusif dimana semua siswa dihargai berdasar jati diri mereka dan apa yang mereka bisa
    h.    Isu-isu penting bullying dan sebagai aspek sosial dan emosional lain dalam kehidupan sekolah di diskusikan secara terbuka dan positif
     i.      Kemampuan untuk berfikir sendiri didorong dan dikembangkan bagi seluruh siswa
     j.        Sekolah memiliki unsur kesenangan dan keriangan
     k.      Aspek-aspek seperti ingin tahu, kekaguman, keberanian, kegigihan dan ketahanan didorong dan disambut secara aktif
  l.   Guru terbuka terhadap ide-ide baru dan tertarik melakukan berbagai kegiatan bersama
     m.    Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia pendidikan dan pembelajaran
     n.      Sekolah mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia tehnologi pendidikan
  o.    Harapan yang tinggi juga di sematkan kepada para guru dan pengelola sekolah, seperti juga disematkan kepada para siswa.
   p.      Kepala Sekolah “terlihat” dan mudah diajak berinteraksi.
   q.      Siswa disadarkan bahwa mengeluarkan yang terbaik dari diri sendiri tidak harus berarti menjadi lebih baik dari orang lain.
   r.        Sekolah terbuka hal-hal diluar dugaan (yang positif).
  s.       Siswa diajak berfikir tentang, berinteraksi dengan, dan berusaha berkontribusi pada kehidupan di luar dinding sekolah.
 t.   Sekolah sadar bahwa pembelajaran adalah sesuatu yang bisa dilakukan siswa kapanpun, dimanapun dan hanya sebagian yang perlu dilakukan di dinding sekolah.
 u.   Komunitas sekolah terbentang sampai keluar dinding sekolah (melibatkan  masyarakat).
   v.      Proses belajar mengajar di dalam sekolah memasukkan berbagai fariasi kemungkinan dan kesempatan pembelajaran.
  w.    Siswa diberi kesempatan untuk bertanggung jawab terhadab sesuatu dan untuk mengambil keputusan yang berdampak penting.
  x.      Hasil pembelajaran yang didapatkan cukup sebagai bekal siswa untuk melangkah kefase hidup berikutnya.
   y.      Resepsionis, Guru, Petugas Kebersihan dan seluruh staf sekolah tersenyum terhadap orang tua dan pengunjung sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar